Lewati ke isi
Multimeter Digital

Multimeter Digital

Multimeter atau Multitester juga dikenal dengan nama AVO-Meter (Ampere-Volt-Ohm-Meter). Multimeter adalah alat ukur elektronik yang menggabungkan beberapa fungsi pengukuran ke dalam satu unit. Pada umumnya multimeter dapat mengukur tegangan, arus, dan hambatan. Seiring perkembangan dunia kelistrikan dan elektronika beberapa fungsi lain ditambahkan untuk melengkapi kebutuhan pengukuran seperti; mengukur dioda, mengukur kapasitor, mengukur frekuensi, duty cycle, suhu, NCV (Non-Contact Voltage) dan lain sebagainya. Jika dilihat dari pembacaan pengukuran, multimeter dibagi menjadi dua, yaitu; Multimeter Analog dan Multimeter Digital. Multimeter Analog menggunakan mikroammeter dengan penunjuk jarum yang bergerak untuk menampilkan hasil pengukurannya. Sedangkan Multimeter Digital menggunakan numerik (angka) untuk menampilkan hasil pengukurannya, bahkan beberapa multimeter digital menggunakan batang grafis untuk mewakili nilai yang diukur. Multimeter Digital sering di sebut DMM yang merupakan singkatan dari "Digital Multi Meter" atau DVOM yang merupakan singkatan dari "Digital Volt-Ohm-Milliammeter". Kehadiran Multimeter Digital telah menggeser dominasi Multimeter Analog yang telah lama digunakan pada dunia kelistrikan dan elektronik. Yang menjadikan Multimeter Analog menjadi usang karena harga Multimeter Digital lebih murah, tingkat akurasi yang lebih tinggi dan lebih awet.

Multimeter menjadi perangkat wajib yang harus dimiliki oleh siapa saja yang bergerak dibidang kelistrikan dan elektronika. Ukurannya yang semakin hari semakin kecil sehingga mudah untuk di genggam, dan sangat berguna untuk menemukan masalah dasar dari pekerjaan servis dilapangan. Dapat juga digunakan sebagai instrumen di meja kerja dengan tingkat akurasi yang sangat tinggi. Banyaknya Multimeter dipasaran membuat siapa saja dengan mudah bisa memilikinya, pilihan merk yang melimpah, fitur yang beragam dan harga yang cukup murah. Multimeter Digital dipasaran dapat dibeli dengan kisaran harga dari Rp 50.000,- hingga Rp 100.000.000,-.


Sejarah Multimeter

Jarum bergerak pendeteksi arus yang pertama diciptakan adalah galvanometer pada tahun 1820. Alat ini digunakan untuk mengukur resistansi dan tegangan dengan menggunakan metode jembatan Wheatstone. Jembatan Wheatstone bekerja dengan membandingkan kuantitas yang tidak diketahui dengan tegangan referensi atau resistansi. Meskipun berguna di laboratorium, galvanometer sangat lambat dan tidak praktis di lapangan karena berukuran besar dan sangat sensitif terhadap pengaruh dari luar terutama benturan.

(Kiri) D'Arsonval Galvanometer. (Kanan) Multimeter saku yang dibuat sekitar tahun 1920-an. (Photo milik Wikipedia)

Multimeter pertama ditemukan pada awal 1920-an ketika radio penerima dan perangkat elektronik tabung vakum sudah mulai umum digunakan. Penemuan pertama multimeter dikaitkan dengan seorang perwira senior di Departemen Kantor Pos Inggris bernama Donald Macadie. Macadie tidak puas dengan banyaknya instrumen terpisah yang diperlukan selama melakukan pekerjaan pemeliharaan rangkaian telekomunikasi. Macadie kemudian membuat alat yang dapat mengukur arus (Amp), tegangan (Volt) dan tahanan (Ohm), sehingga pengukur multifungsi tersebut diberi nama AVOmeter. Multimeter sering hanya disebut AVO, karena logo perusahaan membawa huruf pertama 'Amp', 'Volt' dan 'Ohm'. Alat ukur ini terdiri dari pengukur kumparan bergerak, tegangan dan resistor yang presisi, serta sakelar dan soket untuk memilih rentang pengukuran.

(Kiri) Versi awal AVOmeter. (Kanan) Versi terakhir AVOmeter model 8 yang diproduksi dari tahun 1951 hingga 2008 (Mark 7). (Photo milik Wikipedia)

Automatic Coil Winder and Electrical Equipment Company (ACWEECO) didirikan pada tahun 1923. Perusahaan ini didirikan untuk memproduksi AVOmeter dan mesin penggulung kumparan yang juga didesain dan dipatenkan oleh Donald Macadie. Meskipun merupakan pemegang saham ACWEECO, Macadie terus bekerja untuk Kantor Pos Inggris sampai pensiun pada tahun 1933. Putranya, Hugh S. MacAdie, bergabung dengan ACWEECO pada tahun 1927 dan menjadi Direktur Teknis. AVO pertama kali dijual pada tahun 1923 dan fiturnya hampir tidak berubah hingga Model 8. Multimeter paling terkenal sepanjang sejarah adalah Model 8, yang diproduksi dalam berbagai versi dari Mei 1951 hingga 2008; versi terakhir adalah Mark 7.

AVOmeter adalah merk dagang perusahaan Inggris untuk lini produksi multimeter dan alat ukur kelistrikan. Merk dagang tersebut sekarang dimiliki oleh Megger Group Limited.

Multimeter digital pertama diproduksi pada tahun 1953 oleh Non Linear Systems dengan Model 481. Banyak yang mengatakan bahwa multimeter digital genggam pertama dikembangkan oleh Frank Bishop dari Intron Electronics pada tahun 1977, yang pada saat itu menyajikan terobosan besar untuk melakukan servis dan pencarian kerusakan langsung di lapangan. Namun beberapa informasi lain menyatakan bahwa Fluke yang pertama kali mengeluarkan Multimeter Digital genggam dengan seri 8020A pada tahun 1977.

Multimeter Digital pertama yang dibuat oleh Non Linear Systems pada tahun 1953 dengan Model 481. (Photo milik Steve Johnson)

Fungsi Multimeter

Pada awalnya multimeter hanya difungsikan untuk mengukur 3 hal yaitu; tegangan, arus dan tahanan. Namun seiring berkembangnya teknologi dan meningkatnya kebutuhan atas instrumen pengukuran, maka hari telah banyak diciptakan multimeter yang memiliki kemampuan melebihi ekspektasi. Multimeter generasi terbaru dapat digunakan untuk melakukan banyak pengukuran, diantaranya:

  • Tegangan, dengan jenis Arus AC dan arus DC dalam satuan Volt.
  • Arus, baik arus AC maupun arus DC dalam satuan Ampere. Rentang frekuensi pengukuran arus AC yang akurat itu merupakan hal penting, tergantung pada desain dan konstruksi rangkaian, dan harus spesifik, sehingga pengguna dapat mengevaluasi pembacaan yang mereka lakukan. Beberapa multimeter mampu mengukur arus rendah hinga jangkauan milliampere atau bahkan microampere. Semua multimeter memiliki pembeban tegangan karena didalam multimeter menggunakan kombinasi shunt dan desain internal rangkaian. Beberapa multimeter memiliki pembeban tegangan yang cukup tinggi sehingga pembacaan arus rendah sangat terganggu.
  • Resistensi, dalam satuan Ohm.
  • Kapasitansi, dalam satuan Farad, tetapi biasanya multimeter dibatasi jangkauannya antara beberapa ratus atau ribu mikro farad atau justru beberapa pico farad. Sangat sedikit multimeter serbaguna yang mampu mengukur aspek penting lainnya dari status kapasitor, misal; ESR, faktor disipasi, atau kebocoran kapasitor.
  • Konduktansi, dalam satuan Siemens, yang merupakan kebalikan dari resistansi yang diukur.
  • Desibel, di dalam rangkaian, jarang untuk pengukuran suara.
  • Duty Cycle (Siklus Kerja), dalam satuan Persen.
  • Frekuensi, dalam satuan Hertz.
  • Induktansi, dalam saruan Henry. Seperti pengukuran kapasitansi, ini biasanya lebih baik ditangani oleh pengukur induktansi / kapasitansi yang dirancang khusus.
  • Suhu, dalam satuan derajat Celcius atau Fahrenheit, dengan probe penguji suhu yang sesuai, biasanya mengunakan thermocouple.

Selain fungsi diatas, multimeter digital dapat juga digunakan untuk memeriksa rangkaian dan atau komponen elektronika diantaranya:

  • Uji Kontinuitas, buzzer akan berbunyi ketika resistansi rangkaian cukup rendah (seberapa rendah resitansinya itu sangat bervariasi dari setiap merk dan seri multimeter).
  • Dioda, (mengukur forward drop pada persimpangan dioda).
  • Transistor, (mengukur penguatan arus dan parameter lain pada beberapa jenis transistor)
  • Pemeriksaan baterai untuk baterai 1,5 V dan 9 V. Ini adalah pengukuran pemuatan arus, dengan mensimulasikan beban baterai yang sedang digunakan; rentang tegangan yang normal sangat sedikit menguras arus dari baterai.

Berbagai sensor juga dapat digunakan bersama dengan multimeter untuk melakukan beberapa jenis pengukuran, diantaranya:

  • Tingkat pencahayaan
  • Tingkat tekanan suara
  • Tingkat keasaman/alkalinitas (pH)
  • Tingkat kelembaban relatif
  • Aliran arus yang sangat kecil (hingga nanoamper dengan bantuan adaptor khusus)
  • Resistansi yang sangat kecil (hingga mikro-ohm dengan bantuan adaptor khusus)
  • Arus besar - Adaptor multimeter terdiri dari beberapa tipe, diantaranya tipe induktansi untuk arus AC atau tipe sensor Hall-effect untuk arus AC maupun DC. Adaptor biasanya menggunakan jenis rahang penjepit berinsulasi untuk menghindari kontak langsung dengan rangkaian berarus tinggi yang dapat membahayakan multimeter dan penguna.
  • Tegangan tinggi - Adaptor terbuat dari pembagi tegangan (voltage divider) dan terhubung dengan resistansi internal multimeter sehingga memungkinkan pengukuran hingga ribuan volt. Namun, tegangan yang sangat tinggi seringkali memiliki perilaku yang mengejutkan. Tegangan tinggi yang berhasil masuk kedalam rangkaian internal multimeter dapat merusak bagian dalamnya sehingga merusak kinerjanya secara permanen.

Kelebihan Multimeter Digital

Multimeter digital memberikan akurasi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan multimeter analog saat melakukan pengukuran. Multimeter digital standar memberikan akurasi tegangan DC 0,5% sedangkan workbench multimeter akan memberikan tingkat akurasi 0,01%. Berikut beberapa keunggulan multimeter digital, diantaranya:

  • Hasil pengukuran yang lebih akurat daripada multimeter analog.
  • Mengurangi interpolasi dan kesalahan baca.
  • Tidak ada lagi kesalahan paralaks. Kesalahan paralaks adalah kesalahan pembacaan nilai hasil pengukuran yang dipengaruhi oleh sudut pandang jarum pengukuran yang berbeda, dan ini hanya terjadi pada multimeter analog. Kesalahan paralaks tidak terjadi jika menggunakan multimeter digital, karena nilai hasil pengukuran ditampilan dalam bentuk angka pada layar yang mudah untuk dibaca dari sudut pandang manapun.
  • Fungsi auto-polaritas akan mencegah kerusakan multimeter ketika terjadi kesalahan polaritas saat pengukuran. Kesalahan polaritas adalah tertukarnya kabel probe pengukuran, seharusnya positif dihubungkan dengan kabel merah dan negatif dengan kabel hitam, ini justru tertukar. Pada beberapa multimeter, ketika terjadi kesalahan polaritas, hasil pengukuran akan ditampilkan dengan nilai minus saja tanpa merusak multimeter.
  • Fitur auto-range akan membantu pengguna untuk memilih rentang pengukuran yang berbeda secara otomatis, hal ini akan mencegah kerusakan pada multimeter.
  • Fitur auto-power off yang akan mematikan fungsi multimeter setelah 15 menit tanpa aktifitas. Multimeter generasi baru menambahkan fitur auto-power off agar baterai tidak terlalu boros ketika lupa mematikan multimeter.
  • Tidak ada lagi komponen mekanik yang bergerak didalam multimeter, sehingga multimeter akan terbebas dari kerusakan akibat keausan atau karena kejutan listrik.
  • Kecepatan baca meningkat karena hasil pengukuran ditampilkan langsung berupa angka. Pengguna akan terhindar dari rumus matematika untuk menentukan hasil pengukuran.
  • Tidak diperlukan lagi kalibrasi atau penyesuaian nol (zero adjustment) pada multimeter. Sedangkan pada multimeter analog, kalibrasi wajib dilakukan setiap akan melakukan pengukuran.
  • Dengan semakin berkembangnya dunia semikonduktor terutama pada perangkat sirkuit terpadu, kebutuhan biaya produksi, besarnya ukuran dan kebutuhan sumber daya multimeter digital akan terus berkurang.
  • Hasil pengukuran berupa nilai digital sangat cocok untuk disimpan, diproses, dan digunakan untuk meningkatkan jangkauan aplikasi yang terintegrasi dengan komputer.
  • Kemampuan pengukuran semakin banyak, fitur-fitur yang semakin cerdas dengan jumlah probe yang semakin beragam. Jaman multimeter analog, pengukuran hanya berkisar di arus, tegangan dan hambatan, namun hari ini dengan multimeter digital, kemampuan pengukuran melebihi ekspektasi.
  • Efek pembebanan pada rangkaian saat pengukuran karena multimeter akan lebih kecil. Sehingga tidak mengganggu kinerja rangkaian elektronika saat dilakukan pengujian dan pengukuran rangkaian.
  • Beberapa model multimeter digital kelas atas (baca; MUAHAL!!) dilengkapi dengan mikroprosesor, yang mampu menyimpan hasil pengukuran untuk referensi di masa datang.
  • Kemampuan impedansi input yang tinggi dan portabel memungkinkan untuk membawa multimeter dengan mudah.

Kekurangan Multimeter Digital

Sesuai istilah "tidak ada gading yang tak retak", pun demikian dengan multimeter digital, walau memiliki banyak sekali kelebihan tapi bukan berarti terlepas dari kekurangan. Dibawah ini beberapa kekurangan multimeter digital, diantaranya:

  • Penyimpanan data pengukuran akan bermasalah jika terjadi fluktuasi atau transien.
  • Layar sangat bergantung pada sumber daya eksternal atau baterai. Jika kapasitas baterai turun maka tampilan layar akan redup sehingga menyulitkan pembacaan hasil pengukuran.
  • Pembatasan besaran tegangan. Jika tegangan melebihi jangkauan maksimum maka multimeter akan mengalami kerusakan. Sebenarnya hal ini terjadi pada multimeter jenis apa saja.
  • Tidak cocok digunakan untuk melakukan penyetelan rangkaian atau lambat dalam merespon tegangan puncak dengan perubahan cepat. (misal; tidak bisa digunakan untuk mengukur peak-voltage dengan frekuensi tinggi)
  • Harganya mahal untuk multimeter yang memiliki tingkat akurasi pengukuran yang tinggi karena komponen dan biaya produksi yang masih tinggi, contohnya Multimeter Digital Fluke 289 (cek harganya, dijamin langsung sesak nafas).

Bagian Multimeter Digital

Dibawah ini bagian-bagian dari multimeter digital, namun ini hanya salah satu contoh multimeter digital yang ada dipasaran. Jenis multimeter yang digunakan sebagai contoh merupakan salah satu multimeter yang paling banyak digunakan. Tampilannya mungkin saja berbeda dengan multimeter tipe lain atau merk lain. Namun secara garis besar multimeter dibawah ini dapat digunakan sebagai referensi.

Bagian Multimeter Digital

1. Main Display

Main Display atau Layar Utama merupakan area untuk menampilkan nilai hasil pengukuran. Nilai akan muncul dalam bentuk angka berukuran besar.

2. Sub Selection Button

Sub Selection Button atau Tombol Pemilih Sub Menu adalah fungsi pelengkap dari function selector. Jadi ada kalanya tombol ini jika ditekan tidak akan berpengaruh pada fungsi multimeter jika function selector ada pada posisi fungsi tunggal (hanya satu fungsi). Ketika function selector diputar keposisi fungsi pengukuran beragam, maka sub selection button digunakan untuk memilih fungsi spesifik. Penggunaan tombol ini akan berpengaruh pada simbol-simbol yang muncul pada Sub Menu Display.

3. Function Selector

Function Selector atau Selektor Fungsi merupakan saklar utama yang menggunakan saklar jenis putar atau Rotary Switch untuk memilih salah satu fungsi multimeter. Pada fungsi-fungsi tersebut, ada simbol yang berwarna kuning diatas simbol utama, itu menunjukan ada sub fungsi yang dibisa dipilih melalui Sub Selection Button.

Function Selector yang digunakan untuk menetapkan fungsi multimeter

Pemilihan Function Selector menentukan fungsi multimeter. Fungsi-fungsi menu multimeter dijelaskan pada tabel dibawah ini:

NO SIMBOL FUNGSI SUB FUNGSI DESKRIPSI
1. OFF Multimeter mati - -
2. V Pengukuran tegangan - Arus DC
- Arus AC
- ≤ 1000V
- ≤ 750V
3. mV Pengukuran tegangan - Arus DC
- Arus AC
- ≤ 600mV
- ≤ 600mV
4. - Ohm (Ω)
- Buzzer
- Dioda
- Kapasitor
- Pengukuran Resistansi
- Pengukuran Kontinuitas
- Pemeriksaan Dioda
- Pengukuran Kapasitor
- Resistansi
- Kontinuitas
- Tes Dioda
- Kapasitansi
- ≤ 60MΩ
-
-
- ≤ 9.999mF
5. - Hz
- %
- Pengukuran Frekuensi
- Pengukuran Duty Cycle
- Frekuensi
- Siklus Kerja
- Tegangan rendah
- 1% - 99%
6. A Pengukuran arus - Arus DC
- Arus AC
- ≤ 10A
- ≤ 10A
7. mA Pengukuran arus - Arus DC
- Arus AC
- ≤ 600mA
- ≤ 600mA
8. °C °F Pengukuran suhu - Celcius
- Fahrenheit
- (-10) ~ 1000
- (-4) ~ 1832

4. Input Probe Port

Input Probe Port adalah jalur masuk utama pengukuran/pemeriksaan. Melalui lubang ini probe (kabel peraba pengukuran) berwarna merah dihubungkan. Dari jalur masuk ini, pengguna dapat melakukan pemeriksaan atau pengukuran antara lain:

  1. Tegangan Arus AC dan Arus DC
  2. Resistansi atau Tahanan
  3. Kapasitansi
  4. Frekuensi
  5. Suhu
  6. Kontinuitas
  7. Dioda
  8. Duty Cylce (Siklus Kerja)

5. Common Probe Port

Common Probe Port sering disebut juga jalur keluar walau kurang begitu tepat. Lubang jalur ini dihubungkan dengan probe (kabel peraba pengukuran) berwarna hitam makanya sering disebut kabel Ground atau Negatif. Pada saat melakukan pengukuran, kabel probe ini selalu ditempatkan pada ground objek yang diperiksa.

6. Input Current Probe Port

Input Current Probe Port adalah jalur khusus untuk pengukuran arus besar. Pada umumnya untuk multimeter digital genggam, arus yang bisa diukur berkisar antara 10 Ampere hingga 20 Ampere. Namun sangat jarang jalur ini digunakan, karena arus yang melewati multimeter cukup besar, hal ini rentan terhadap multimeter untuk mengalami kerusakan. Makanya untuk pengukuran arus besar biasanya menggunakan Clamp Multimeter.

7. Hold/Light Button

Ini adalah tombol yang memiliki dua fungsi, jika di tekan pendek/sebentar maka fungsi HOLD diaktifkan, jika di tekan panjang/lama maka fungsi backlight atau pencahayaan layar akan aktif. Backlight biasanya digunakan pada saat melakukan pengukuran objek diarea yang kurang pencahayaan hal ini untuk memperjelas tampilan layar. Sedangkan fungsi HOLD digunakan untuk mempertahankan nilai pengukuran jika pengguna tidak ingin terus menerus menempelkan probe pada objek yang sedang diperiksa. Hal ini biasanya dilakukan ketika pengguna ingin mencatat hasil pemeriksaan.

Maksud dari mempertahankan nilai hasil pengukuran yaitu ketika pengguna ingin membaca hasil pengukuran dengan keadaan ingin melepas probe dari objek setelah dilakukan pengukuran. Prosedur pengunaannya sebagai berikut:

  • Hubungkan probe multimeter pada objek yang akan diperiksa
  • Nilai hasil pengukuran akan tampil pada layar utama
  • Tekan pendek tombol HOLD tanpa melepas probe dari objek yang sedang diperiksa
  • Pastikan simbol HOLD telah muncul pada layar sub menu
  • Lepas probe dari objek yang sedang diperiksa
  • Baca nilai hasil pengukuran pada layar utama
  • Nilai hasil pengukuran tidak akan berubah selama simbol HOLD masih muncul pada layar sub menu walaupun probe sudah dilepas dari objek yang diperiksa
  • Tekan pendek tombol HOLD untuk melepas nilai yang tertahan
  • Pastikan simbol HOLD telah hilang dari layar jika ingin melakukan pemeriksaan ulang atau akan memeriksa objek lainnya

8. Sub Menu Display

Sub Menu Display atau Layar Sub Menu adalah menu-menu kecil berbentuk simbol atau tulisan yang akan muncul mengikuti fungsi yang sedang diaktifkan.

Tampilan Layar Sub Menu

Fungsi-fungsi simbol atau tulisan tersebut adalah:

  1. Buzzer: Simbol ini akan muncul ketika fungsi multimeter digunakan untuk pemeriksaan kontinuitas. Pada fungsi ini, pengguna tidak perlu memperhatikan nilai di layar, cukup dengarkan bunyi beep yang keluar dari buzzer di dalam multimeter.
  2. °C °F: Simbol ini akan muncul ketika fungsi multimeter digunakan untuk pengukuran suhu. Huruf C untuk skala suhu Celcius dan huruf F untuk skala suhu Fahrenheit. Munculnya °C atau °F tergantung skala pengukuran suhu yang dipilih.
  3. Dioda: Simbol ini akan muncul ketika fungsi multimeter digunakan untuk pemeriksaan dioda.
  4. %: Simbol Persen akan muncul ketika fungsi multimeter digunakan untuk pemeriksaan duty cycle atau siklus kerja.
  5. HOLD: Simbol ini akan muncul ketika nilai hasil pengukuran pada Main Display ditahan. HOLD bisa berarti menahan atau mempertahankan. Untuk mempertahankan nilai hasil pengukuran maka tombol Hold/Light di tekan pendek sekali.
  6. MAX MIN: Simbol ini akan muncul jika fungsi multimeter disetel pada mode Manual. MAX untuk menentukan nilai tertinggi, dan MIN untuk menentukan nilai terendah.
  7. MkΩ: Simbol ini akan muncul ketika fungsi multimeter digunakan untuk pemeriksaan resistansi atau tahanan. Huruf M untuk Mega, huruf k untuk kilo, dan simbol Ω dibaca Ohm.
  8. Hz: Simbol ini akan muncul ketika fungsi multimeter digunakan untuk pemeriksaan frekuensi. Satuan Hz merupakan kepanjangan dari Hertz.
  9. nμmF: Simbol ini akan muncul ketika fungsi multimeter digunakan untuk pemeriksaan kapasitansi kapasitor. Huruf n untuk nano, simbol μ untuk mikro, huruf m untuk mili dan huruf F untuk Farad.
  10. mV: Simbol ini akan muncul ketika fungsi multimeter digunakan untuk pengukuran tegangan. Huruf m untuk mili dan huruf V untuk Volt. Huruf m akan hilang jika sumber tegangan yang diukur lebih dari 1 Volt (1 Volt = 1.000 miliVolt), jika tegangan kurang dari 1 volt, multimeter akan otomatis menampilkan huruf m, sehingga dibaca miliVolt.
  11. μmA: Simbol ini akan muncul ketika fungsi multimeter digunakan untuk pengukuran arus kecil. Simbol μ untuk mikro, huruf m untuk mili dan huruf A untuk Ampere. Simbol μ atau huruf m akan hilang jika hasil pengukuran arus melebihi 1.000 μA dan atau 1.000 mA.
  12. AUTO MANUAL: Simbol ini akan muncul saat melakukan pemeriksaan tegangan, arus dan tahanan. Ketika mode AUTO dipilih maka multimeter akan secara otomatis mencari rentang pengukuran, apakah nilai dikisaran mikro, mili dan lain sebagainya. Semua rentang pengukuran akan dikalkulasi secara otomatis oleh multimeter. Sedangkan pada mode MANUAL maka rentang pengukuran harus ditentukan secara manual. Mode MANUAL lebih sering tidak digunakan atau diabaikan. Karena saat multimeter dihidupkan, maka multimeter secara otomatis ada pada mode AUTO.
  13. TRUE RMS: Simbol ini akan keluar ketika multimeter digunakan untuk pemeriksaan Tegangan dan Arus dengan jenis arus AC.
  14. Baterai: Ikon ini hanya akan muncul ketika baterai internal sebagai sumber daya multimeter akan segera habis kapasitasnya. Munculnya ikon baterai ini untuk memberitahu pengguna bahwa baterai multimeter harus segera diganti.
  15. AC: Simbol ini akan muncul ketika fungsi multimeter digunakan untuk pengukuran tegangan dan arus dengan jenis arus AC. Ketika multimeter pada mode ini, maka simbol TRUE RMS pun akan muncul.
  16. DC: Simbol ini akan muncul ketika fungsi multimeter digunakan untuk pengukuran tegangan dan arus dengan jenis arus DC.
  17. Minus: Tanda minus hanya akan muncul ketika fungsi multimeter digunakan untuk pengukuran tegangan dengan jenis arus DC dan pengguna tertukar menggunakan probe. Probe merah ke negatif dan probe hitam ke positif terminal sumber listrik DC, maka simbol minus akan keluar. Ini yang disebut fungsi auto-polarity.
  18. ▲: Mode ini disebut mode relatif (Relative Mode). Simbol ini akan muncul ketika fungsi multimeter digunaan untuk pengukuran tegangan dan tahanan. Mode ini mengunakan nilai referensi dan biasanya digunakan untuk mengukur nilai-nilai yang sangat rendah.
  19. Tegangan Tinggi: Simbol ini akan keluar ketika multimeter dalam kondisi tidak aman (Unsafe Voltage). Hal ini terjadi ketika fungsi multimeter digunakan untuk mengukur sumber listrik tegangan tinggi dengan jenis arus AC.
Materi Arus dan Tegangan

Jika bingung tentang arus dan tegangan, antara AC dan DC, silahkan baca kembali materi tentang Arus dan Tegangan

9. Test Probe

Test Probe adalah perangkat fisik yang digunakan untuk menghubungkan multimeter ke perangkat yang diuji atau Device Undert Test (disingkat: DUT). Test Probe tersedia dari perangkat yang sangat sederhana dan kuat hingga probe kompleks yang canggih, mahal, dan fragile (mudah pecah). Ada beberapa jenis Test Probe yang tersedia, misal; probe osiloskop, probe arus dan lain sebagainya. Test Probe merupakan perangkat yang selalu disertakan didalam paket pembelian multimeter, dan biasanya disertakan pula probe suhu. Namun demikian, Test Probe juga dijual terpisah dengan berbagai bentuk, fungsi dan ujung yang sederhana hingga ke yang sangat unik.

Test Probe yang sering disertakan dalam paket penjualan multimeter

10. Thermocouple Probe

Thermocouple Probe atau disebut juga Temperature Probe digunakan untuk melakukan pengukuran kontak suhu permukaan. Temperature Probe pada umumnya menggunakan sensor suhu jenis thermocouple, untuk menghasilkan tegangan yang bervariasi sesuai dengan perubahan suhu.

Multimeter digital generasi baru biasanya selalu menyertakan Temperature Probe pada paket penjualannya selain Test Probe, karena pada umumnya multimeter digital telah ditambahkan fitur pembacaan suhu.

Salah satu jenis dan bentuk Temperature Probe

Cara Menggunakan Multimeter Digital

Penggunaan multimeter digital tidaklah sesulit multimeter analog, hal ini karena fitr-fitur yang ada pada multimeter digital dikembangkan mendekati keinginan para penggunanya. Ada fitur auto-polarity, auto-range, auto-power off merupakan fitur yang tidak akan ditemukan didalam multimeter analog. Namun demikian, penggunaan multimeter digital tetaplah harus hati-hati, karena multimeter digital juga masih memiliki batasan dalam kinerjanya. Misal; pada saat mengukur resistansi maka jangan menghubungkan multimeter ke sumber listrik, hal ini secara logika saja akan merusak multimeter.

Dibawah ini dijelaskan secara detail tentang cara menggunakan multimeter digital yang baik, aman dan benar, sehingga memperkecil kemungkinan kesalahan akibat penggunaan. Bagaimana cara menggunakan multimeter digital yang baik, benar dan aman? Ikuti langkah dibawah ini.

Perhatian Multimeter beda Merk dan Tipe

Cara menggunakan multimeter seperti yang akan dijelaskan dibawah ini mungkin saja berbeda dengan multimeter yang berbeda merk dan berbeda tipe. Walaupun merk sama tapi tipe berbeda cara penggunaan multimeter-nya pun bisa saja berbeda. Cara penggunaan multimeter dibawah ini menggunakan multimeter digital merk ZOTEK dengan tipe ZT201. Merk Zotek dipilih karena murah, fungsi lengkap dan cukup presisi. Ingat! Cukup presisi bukan berarti sangat presisi...!

1. Mengukur Tegangan - Arus DC

Pengukuran Tegangan dengan jenis arus DC

Untuk melakukan pengukuran tegangan dengan jenis arus DC, ikuti langkah dibawah ini:

  1. Hubungkan kabel probe warna hitam ke Common Probe Port dan kabel probe warna merah ke Input Probe Port
  2. Putar saklar Function Selector ke posisi simbol V untuk tegangan yang cukup besar atau ke simbol mV untuk tegangan yang kecil. Pastikan pada sub menu layar telah muncul simbol DC.
  3. Hubungkan kabel probe hitam ke terminal negatif dan kabel probe merah ke terminal positif baterai. Jika probe tertukar, akan muncul simbol minus pada layar.
  4. Pastikan nilai yang muncul pada layar utama telah stabil (diam), lalu tekan pendek tombol HOLD untuk mempertahankan nilai. Pastikan simbol HOLD telah muncul pada sub menu layar.
  5. Lepas probe dari baterai dan baca hasil pengukuran.

2. Mengukur Tegangan - Arus AC

Pengukuran Tegangan dengan jenis arus AC

Untuk melakukan pengukuran tegangan dengan jenis arus AC, ikuti langkah dibawah ini:

  1. Hubungkan kabel probe warna hitam ke Common Probe Port dan kabel probe warna merah ke Input Probe Port
  2. Putar saklar Function Selector ke posisi simbol V untuk tegangan yang cukup besar atau ke simbol mV untuk tegangan yang kecil.
  3. Tekan pendek Sub Selection Button untuk memindah jenis arus dari DC ke AC. Pastikan pada sub menu layar telah muncul simbol AC dan TRUE RMS.
  4. Hubungkan kabel probe hitam ke salah satu terminal sumber listrik AC dan kabel probe merah ke terminal sumber listrik AC yang lainnya. Probe boleh ditukar posisi antara kabel probe warna merah dan kabel probe warna hitam.
  5. Pastikan nilai yang muncul pada layar utama telah stabil (diam), lalu tekan pendek tombol HOLD untuk mempertahankan nilai. Pastikan simbol HOLD telah muncul pada sub menu layar.
  6. Lepas probe dari sumber listrik AC dan baca hasil pengukuran.

2. Mengukur Resistansi

Pengukuran Resistansi pada Resistor

Untuk melakukan pengukuran Resistansi, ikuti langkah dibawah ini:

  1. Hubungkan kabel probe warna hitam ke Common Probe Port dan kabel probe warna merah ke Input Probe Port
  2. Putar saklar Function Selector ke posisi simbol Ω. Pastikan pada sub menu layar telah muncul simbol Ω.
  3. Hubungkan kabel probe hitam dan kabel probe merah ke kaki Resistor.
  4. Pastikan nilai yang muncul pada layar utama telah stabil (diam), lalu tekan pendek tombol HOLD untuk mempertahankan nilai. Pastikan simbol HOLD telah muncul pada sub menu layar.
  5. Lepas probe dari kaki resistor dan baca hasil pengukuran.

PERHATIAN!

Pada mode ini jangan menghubungkan probe ke sumber listik, karena akan merusak multimeter.

3. Pemeriksaan Kontinuitas

Pemeriksaan Kontinuitas pada Sekring

Untuk melakukan pemeriksaan kontinuitas, ikuti langkah dibawah ini:

  1. Hubungkan kabel probe warna hitam ke Common Probe Port dan kabel probe warna merah ke Input Probe Port
  2. Putar saklar Function Selector ke posisi simbol Ω.
  3. Tekan pendek Sub Selection Button untuk memindahkan fungsi ke fungsi spesifik. Pastikan pada sub menu layar telah muncul simbol BUZZER dan Ω.
  4. Hubungkan kabel probe hitam dan kabel probe merah ke kaki Sekring.
  5. Pastikan Buzzer berbunyi yang menandakan ada kontinuitas (Sekring tidak putus), jika tidak ada bunyi Beep berarti tidak ada kontinuitas (Sekring terputus) dan pada layar akan muncul OL.
  6. Pada pemeriksaan kontinuitas, tidak perlu dilakukan pembacaan nilai pada layar.

PERHATIAN!

Pada mode ini jangan menghubungkan probe ke sumber listik, karena akan merusak multimeter.

4. Memeriksa Dioda

Pemeriksaan Forward Bias Voltage pada Diode

Untuk melakukan pemeriksaan diode, ikuti langkah dibawah ini:

  1. Hubungkan kabel probe warna hitam ke Common Probe Port dan kabel probe warna merah ke Input Probe Port
  2. Putar saklar Function Selector ke posisi simbol Ω.
  3. Tekan pendek Sub Selection Button untuk memindahkan fungsi ke fungsi spesifik. Pastikan pada sub menu layar telah muncul simbol DIODE dan simbol V.
  4. Hubungkan kabel probe merah ke kaki Anoda Diode dan kabel probe hitam ke kaki Katoda Dioda.
  5. Pastikan nilai yang muncul pada layar utama telah stabil (diam), lalu tekan pendek tombol HOLD untuk mempertahankan nilai. Pastikan simbol HOLD telah muncul pada sub menu layar.
  6. Lepas probe dari kaki dioda dan baca hasil pengukuran. Nilai yang muncul pada layar adalah nilai "forward bias voltage" atau "tegangan bias maju".
  7. Jika polaritas tertukar atau diode rusak maka akan muncul OL pada layar. Beberapa referensi menyebutkan bahwa OL adalah singkatan dari "Open Loop".

PERHATIAN!

Pada mode ini jangan menghubungkan probe ke sumber listik, karena akan merusak multimeter.

5. Memeriksa Kapasitansi

Pemeriksaan Kapasitansi pada Kapasitor

Untuk melakukan pengukuran kapasitansi, ikuti langkah dibawah ini:

  1. Hubungkan kabel probe warna hitam ke Common Probe Port dan kabel probe warna merah ke Input Probe Port
  2. Putar saklar Function Selector ke posisi simbol Ω.
  3. Tekan pendek Sub Selection Button untuk memindahkan fungsi ke fungsi spesifik. Pastikan pada sub menu layar telah muncul simbol n F.
  4. Hubungkan kabel probe hitam dan kabel probe merah ke kaki Kapasitor.
  5. Pastikan nilai yang muncul pada layar utama telah stabil (diam), lalu tekan pendek tombol HOLD untuk mempertahankan nilai. Pastikan simbol HOLD telah muncul pada sub menu layar.
  6. Lepas probe dari kaki kapasitor dan baca hasil pengukuran.

PERHATIAN!

  • Pada mode ini jangan menghubungkan probe ke sumber listik, karena akan merusak multimeter.
  • Kosongkan (Discharge) muatan pada kapasitor dengan cara menghubungkan (short-circuit) kedua kaki kapasitor atau menggunakan resistor 1 MΩ supaya lebih aman. Hati-hati dari kemungkinan terjadi percikan bunga api.

6. Mengukur Frekuensi

Pemeriksaan Frekuensi pada Function Generator

Untuk melakukan pengukuran frekuensi, ikuti langkah dibawah ini:

  1. Hubungkan kabel probe warna hitam ke Common Probe Port dan kabel probe warna merah ke Input Probe Port
  2. Putar saklar Function Selector ke posisi simbol Hz. Pastikan pada sub menu layar telah muncul simbol Hz.
  3. Hubungkan kabel probe hitam dan kabel probe merah ke Ouput Function Generator atau Test Point pada rangkaian elektronik.
  4. Pastikan nilai yang muncul pada layar utama telah stabil (diam).
  5. Baca hasil pengukuran.

PERHATIAN!

Pada mode ini jangan menghubungkan probe ke sumber listik bertegangan tinggi, karena akan merusak multimeter.

7. Mengukur Duty Cycle

Pemeriksaan Frekuensi pada Function Generator

Untuk melakukan pengukuran frekuensi, ikuti langkah dibawah ini:

  1. Hubungkan kabel probe warna hitam ke Common Probe Port dan kabel probe warna merah ke Input Probe Port
  2. Putar saklar Function Selector ke posisi simbol Hz. Pastikan pada sub menu layar telah muncul simbol Hz.
  3. Tekan pendek Sub Selection Button untuk memindahkan fungsi ke fungsi spesifik. Pastikan pada sub menu layar telah muncul simbol %.
  4. Hubungkan kabel probe hitam dan kabel probe merah ke Test Point pada rangkaian elektronik.
  5. Pastikan nilai yang muncul pada layar utama telah stabil (diam).
  6. Baca hasil pengukuran.

PERHATIAN!

Pada mode ini jangan menghubungkan probe ke sumber listik bertegangan tinggi, karena akan merusak multimeter.

8. Mengukur Arus DC

Pemeriksaan Arus DC yang digunakan lampu

Untuk melakukan pengukuran arus DC, ikuti langkah dibawah ini:

  1. Hubungkan kabel probe warna hitam ke Common Probe Port dan kabel probe warna merah ke Input Probe Port jika arus yang akan diukur masih dalam sekala kecil. Namun jika arus cukup besar (lebih dari 1 Ampere) maka kabel probe warna merah harus di pindahkan ke Input Current Probe Port yang bertuliskan 10 A.
  2. Putar saklar Function Selector ke posisi simbol A jika arus yang akan diukur lebih dari 1 Ampere, namun jika arus masih dalam kisaran miliAmpere maka pindahkan Function Selector ke posisi simbol mA. Pastikan pada sub menu layar telah muncul simbol A dan simbol DC.
  3. Hubungkan kabel probe hitam rangkaian yang menuju beban sedangkan kabel probe warna merah yang berasal dari baterai terminal positif.
  4. Pastikan nilai yang muncul pada layar utama telah stabil (diam).
  5. Baca hasil pengukuran.

PERHATIAN!

Pada mode ini jangan menghubungkan probe ke sumber listik bertegangan tinggi, karena akan merusak multimeter.

9. Mengukur Arus AC

Pemeriksaan Arus AC yang digunakan lampu

Untuk melakukan pengukuran arus AC, ikuti langkah dibawah ini:

  1. Hubungkan kabel probe warna hitam ke Common Probe Port dan kabel probe warna merah ke Input Probe Port jika arus yang akan diukur masih dalam sekala kecil. Namun jika arus cukup besar (lebih dari 1 Ampere) maka kabel probe warna merah harus di pindahkan ke Input Current Probe Port yang bertuliskan 10 A.
  2. Putar saklar Function Selector ke posisi simbol A jika arus yang akan diukur lebih dari 1 Ampere, namun jika arus masih dalam kisaran miliAmpere maka pindahkan Function Selector ke posisi simbol mA. Pastikan pada sub menu layar telah muncul simbol A.
  3. Tekan pendek Sub Selection Button untuk memindahkan fungsi ke fungsi spesifik. Pastikan pada sub menu layar telah muncul simbol AC.
  4. Hubungkan kabel probe hitam rangkaian yang menuju beban sedangkan kabel probe warna merah yang berasal dari baterai terminal asal listrik.
  5. Pastikan nilai yang muncul pada layar utama telah stabil (diam).
  6. Baca hasil pengukuran.

PERHATIAN! KHUSUS PENGUKURAN ARUS

Mengukur arus DC dan arus AC menggunakan multimeter digital jenis biasa sangat tidak disarankan, sebaiknya pengukuran arus menggunakan multimeter jenis klem (Clamp Multimeter) seperti gambar dibawah ini.

Pemeriksaan Arus DC atau Arus AC menggunakan Digital Clamp Multimeter

10. Mengukur Suhu

Pemeriksaan Suhu dengan Probe Thermocouple

Untuk melakukan pengukuran suhu, ikuti langkah dibawah ini:

  1. Hubungkan kabel thermocouple warna hitam ke Common Probe Port dan kabel thermocouple warna merah ke Input Probe Port
  2. Putar saklar Function Selector ke posisi simbol °C °F. Pastikan pada sub menu layar telah muncul simbol °C.
  3. Tempelkan ujung thermocouple pada benda yang akan diukur suhunya.
  4. Tunggu hingga nilai yang muncul pada layar utama stabil (diam) dan baca hasil pengukuran.
  5. Tekan pendek Sub Selection Button untuk memindahkan skala Celcius ke skala Fahrenheit. Pastikan pada sub menu layar telah muncul simbol °F.

11. Baterai Hampir Habis

Icon baterai muncul menandakan baterai hampir habis

Ketika awal dihidupkan terlihat simbol atau ikon baterai muncul sebelah kiri bawah layar itu menandakan baterai akan segera habis. Segera persiapkan baterai baru dan secepatnya diganti agar multimeter dapat bekerja dengan normal kembali. Ada juga beberapa multimeter digital menampilkan ikon baterai yang berkedip disertai suara beep dari buzzer. Pastikan multimeter dalam keadaan mati ketika mengganti baterai.

12. Menyalakan Lampu Backlight

Icon baterai muncul menandakan baterai hampir habis

Untuk mengaktifkan fungsi backlight tekan lama tombol HOLD sekitar 2 detik lebih, maka lampu backlight layar utama akan menyala. Sedangkan untuk mematikannya pun sama, cukup tekan lama tombol HOLD maka lampu backlight akan padam. Selain itu, jika dalam keadaan fungsi backlight diaktifkan, lampu akan menyala sekitar 2 menit, setelah 2 menit backlight akan padam sendiri. Ini bertujuan untuk mengirit baterai multimeter.

13. Mematikan Fitur Auto-Power Off

Icon baterai muncul menandakan baterai hampir habis

Sebelum mematikan fungsi auto-power off perhatikan hal-hal dibawah ini:

  1. Multimeter akan secara otomatis mati (power off) setelah 15 menit tanpa aktifitas.
  2. Buzzer akan berbunyi beep sebanyak 5 kali 1 menit sebelum multimeter dimatikan otomatis.
  3. Untuk memulai ulang multimeter yang mati secara otomatis, tekan tombol SEL atau Sub Selection Button atau memutar saklar rotary Function Selector ke posisi OFF dan putar kembali ke posisi fungsi yang dibutuhkan.

Untuk mematikan fungsi auto-power off yaitu dengan menekan lama dan terus menerus tombol SEL (Sub Selection Button), putar saklar rotary Function Selector, tunggu beberapa saat dan akan terdengar bunyi beep sebanyak 5 kali. Jika berhasil maka fungsi auto-power off sudah dimatikan. Kalau sudah dimatikan fungsi ini, pengguna harus rajin mematikan multimeter (memutar Function Selector ke posisi OFF) di setiap kali selesai menggunakan multimeter.


Pengaman Multimeter

Pada umumnya multimeter memiliki pengaman didalamnya yaitu sekring, terdapat satu atau dua sekring yang berfungsi untuk mencegah kerusakan multimeter akibat kelebihan arus pada kisaran arus yang lebih tinggi. Namun ada juga yang menggunakan keamanan tambahan pada kabel probe dengan sekring yang terpasang di dalamnya. Kesalahan umum yang sering terjadi saat mengoperasikan multimeter adalah menyetel multimeter pada pengukuran resistansi atau arus, lalu menghubungkannya langsung ke sumber tegangan impedansi rendah. Multimeter tanpa sekring sering cepat mengalami kerusakan karena kesalahan seperti ini sedangkan multimeter dengan sekring akan lebih aman. Sekring yang digunakan didalam multimeter harus mampu mengalirkan arus pengukuran maksimum ke dalam instrumen, tetapi juga harus mampu memutuskan sambungan jika terjadi kesalahan penggunaan ketika multimeter dihubungkan ke jalur listrik impedansi rendah. Multimeter dengan sekring yang tidak sesuai atau tidak aman sering mengalami kerusakan fungsi akibat terhubung ke impedansi rendah, keadaan ini telah memicu pembuatan kategori IEC 61010 untuk meningkatkan keamanan dan ketahanan multimeter.

Sekring Pengaman Multimeter Digital

Bersambung

Karena hal-hal yang berhubungan dengan multimeter masih banyak yang perlu dibahas, maka pembahasan tentang multimeter akan dibagi menjadi beberapa bagian. Hal ini untuk mengurangi kejenuhan karena terlalu panjangnya artikel. Beberapa bahasan yang masih tertunda:

  • Keamanan Multimeter Digital: Membahas tentang standar keamanan, peng-kategorian, dan beberapa hal yang berhubungan dengan keamanan multimeter maupun keamanan penggunanya
  • Perawatan Multimeter Digital: Setelah memahami karakter, cara penggunaan, faktor keamanan dan hal-hal yang berhubungan dengan multimeter, maka selanjutnya adalah perawatan. Bagaimana merawat multimeter digital yang baik dan benar?
  • Memilih Multimeter Digital: Ini membahas tentang hal-hal yang harus diperhatikan saat berencana membeli multimeter digital.
  • Daftar Multimeter Digital Populer: Ini berisi tentang multimeter digital yang sangat populer baik didunia maupun di Indonesia.

Daftar Pustaka


Pembaharuan Terakhir: 15 Desember 2020 14:27:52