Lewati ke isi
Penyearah Arus Half Wave dan Full Wave

Penyearah Arus Half Wave dan Full Wave

Diode merupakan salah satu semikonduktor yang paling banyak digunakan terutama dalam teknik elektronika. Sifat dan karakteristiknya yang unik membuat diode merupakan salah satu komponen elektronika yang sangat populer dalam bidang teknik tak terkecuali di dunia otomotif. Semikonduktor merupakan bahan yang berada diantara konduktor dan isolator. Dalam kondisi tertentu semikonduktor bisa berfungsi sebagai konduktor namun dalam kondisi lainnya bisa berfungsi sebagai isolator. Karena karakter unik inilah semikonduktor dapat digunakan pada berbagai bidang yang berhubungan dengan listrik. Salah satu semikonduktor yang paling banyak ditemukan didunia teknik adalah diode.

Pahami Arus dan Tegangan

Agar tidak membingungkan, ada baiknya untuk mempelajari dulu materi tentang Arus dan Tegangan. Hal ini karena materi selanjutnya menganggap bahwa Anda sudah tidak lagi bingung untuk membedakan antara Arus dan Tegangan.


Latar Belakang Penggunaan Diode

Latar belakang penggunaan diode pada artikel ini dikhususkan pada fungsi diode untuk sumber listrik. Diode yang akan kita gunakan merupakan diode umum yang sering ditemukan pada komponen pembangkit listrik. Ketika diode-diode ini di rangkai dalam satu sirkuit disebut juga rectifier atau diode rectifier.

Perhatikan gambar sederhana dibawah ini:

Gambar 1. Sistem Pengisian Sederhana Tanpa Diode

Ada tiga blok yang digunakan, yaitu; sumber arus AC, tanda tanya, dan baterai. Jika kita perhatikan gambar diatas, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:

1. Sumber Arus AC (Alternating Current)

Sumber arus AC terdiri dari komponen utama pembangkit tegangan. Ketika sumber menghasilkan tegangan maka jenis arus yang dihasilkan adalah arus AC (alternating current) atau arus bolak balik. Arus bolak balik menghasilkan bentuk gelombang sinus seperti dibawah ini:

Gambar 2. Gelombang Sinus Arus AC

Pada Gambar 2 terlihat bahwa arus AC memiliki gelombang sinus yang bolak balik pada saat terjadi induksi elektromagnetik. Kadang gelombang mencapai titik positif tegangan kadang mencapai titik negatif tegangan saat medan magnet berputar diantara lilitan pembangkit. Terbentuknya arus, selaras dengan perputaran medan magnet yang ditunjukan pada sudut derajatnya. Sudut 90o menandakan seperempat putaran medan magnet, sudut 180o setengah putaran medan magnet, dan sudut 360o menandakan medan magnet telah berputar sebanyak satu putaran penuh. Itulah sebabnya sumber tegangan yang dihasilkan dari induksi elektromagnetik selalu menghasilkan arus bolak balik. Setiap ujung lilitan pembangkit tidak memiliki polaritas (tidak ada terminal positif dan negatif), ujung lilitan pembangkit kadang menghasilkan tegangan positif kadang pula menghasilkan tegangan negatif secara kontinyu.

2. Baterai

Berbeda dengan sumber arus AC, baterai menghasilkan arus dari proses elektrolosis antara anoda katoda didalam cairan asam sulfat (H2SO4). Namun baterai tidak selamanya mampu bereaksi untuk menghasilkan arus, ada saatnya baterai sama sekali tidak mampu menghasilkan arus, saat seperti itulah baterai harus diisi ulang (recharge). Proses isi ulang (charging) harus dilakukan agar anoda dan katoda pada baterai kembali ke kondisi beda potensial pada masing-masing terminalnya. Arus DC adalah arus yang memiliki polaritas tegangan yang tetap (jelas antara terminal positif dan terminal negatifnya). Proses elektrolisis pada baterai selalu menghasilkan arus DC (Direct Current) atau arus searah. Perhatikan gambar dibawah ini:

Gambar 3. Arus DC

Pada gambar diatas, arus yang terjadi pada terminal baterai stabil, tidak terjadi gelombang sinus seperti yang terjadi pada arus AC.


Permasalahan

Diode rectifier dibutuhkan karena beberapa permasalah seperti dijelaskan dibawah ini:

1. Perbedaan Jenis Arus

Jika kita perhatikan Gambar 1, disana jelas terlihat perbedaan jenis arus, sumber listrik menghasil arus AC sedangkan baterai menghasilkan arus DC. Agar baterai bisa diisi ulang (recharge) maka harus menggunakan arus yang sejenis yaitu arus DC. Baterai akan menolak arus AC yang dihasilkan sumber listrik (dari hasil proses elektromagnetik). Sumber listrik tidak dapat digunakan secara langsung untuk mengisi baterai, maka diperlukan sebuah jembatan atau konverter yang bisa mengkonversi jenis arus dari arus AC menjadi arus DC, agar baterai bisa menerima arus dari luar untuk membangkitkan beda potensial pada plat anoda katoda sehingga terjadi proses elektrolisis melalui cairan asam sulfat didalam baterai.

2. Arus Balik

Selain permasalahan perbedaan jenis arus, masalah berikutnya adalah arus balik. Ketika sumber listrik tidak menghasilkan listrik, maka justru arus dari baterai akan masuk kedalam lilitan pembangkit. Hal ini sangatlah berbahaya, karena jika arus yang dikirimkan dari baterai melebihi kemampuan lilitan pembangkit maka akan terjadi hubungan singkat yang bisa memicu terputus dan terbakarnya lilitan pembangkit. Selain itu, arus yang mengalir dari baterai ke lilitan pembangkit akan mempercepat proses pengosongan kapasitas baterai, dan proses pengosongan yang terjadi terus menerus dan cepat akan memperpendek umur baterai. Ini berarti, dibutuhkan sebuah komponen yang mampu melindungi lilitan pembangkit. Komponen ini akan memblok arus yang datang dari baterai menuju ke lilitan pembangkit.


Pemecahan/Fungsi Utama Diode

Kedua permasalah diatas mampu diatasi oleh satu komponen, yaitu diode rectifier. Jika demikian, berarti diode rectifier memiliki dua fungsi utama, yaitu:

  • Berfungsi untuk mengkonversi arus AC dari sumber arus menjadi arus DC agar bisa digunakan untuk mengisi ulang baterai.
  • Berfungsi untuk melindungi arus balik dari baterai ke lilitan pembangkit, atau berfungsi sebagai katup satu arah yang hanya bisa mengalirkan dari satu arah namun tidak mampu mengalirkan pada arah yang berlawanan.

Karakteristrik dan Prinsip Diode

Seperti sudah dijelaskan diatas, bahwa semikonduktor adalah suatu bahan yang kadang dalam kondisi tertentu bersifat layaknya konduktor, namun dalam kondisi tertentu juga mampu bersifat layaknya isolator. Sebenarnya banyak sekali jenis semikonduktor dan jenis diode, namun kita akan membahas secara spesifik tentang diode penyearah atau dikenal dengan diode rectifier. Jika ditelusuri dari sisi istilah, sebenarnya sama saja antara diode dengan rectifier sehingga banyak yang kemudian menyebut diode saja, rectifier saja, atau diode rectifier. Dalam dunia elektronika ada pembeda penggunaan nama, jika arus yang mengalir didalam rangkaian ≤ 1A maka sering disebut diode, jika arus yang mengalir didalam rangkaian ≥ 1A maka sering disebut rectifier atau penyearah. Lebih jauh tentang diode akan dibahas pada artikel terpisah, karena pembahasan diode tidak bisa ditulis dalam susunan kalimat yang singkat.

Gambar 4. Material Tipe-P dan tipe-N pada Diode
Gambar 5. Simbol Diode
Gambar 6. Beberapa Jenis Diode

Perhatian!

Perjelasan berikut menggunakan logika penulis untuk mempermudah pemahaman tentang prinsip kerja diode, namun hal tersebut memang menyalahi prinsip kerja diode yang lebih detail. Penulis menggunakan penjelasan "mendekati" walau mungkin jika ditelisik dari sisi keilmuan teknik elektronika sangat berbelok dari apa yang dijelaskan oleh pakar semikonduktor selama ini.

Diode tersusun dari material semikonduktor tipe-P dan tipe-N, anggaplah material Positif dan material Negatif. Material P memiliki terminal yang disebut Anoda, sedang material N memiliki terminal yang disebut Katoda. Material P sentitif terhadap tegangan positif namun tidak sensitif terhadap tegangan negatif. Sedangkan material N sensitif terhadap tegangan negatif namun tidak sensitif terhadap tegangan positif.

Perhatikan diode yang dialiri tegangan DC dibawah ini:

Gambar 7. Diode Mengalirkan Tegangan

Gambar 7 diatas menunjukan bahwa lampu menyala apabila tegangan positif dialirkan dari sisi anoda.

Gambar 8. Diode Tidak Mengalirkan Tegangan

Pada Gambar 8 menujukan bahwa lampu padam jika tegangan positif dialirkan dari sisi katoda.

Gambar 9. Arah Aliran Tegangan dari Anoda

Jika tegangan yang datang dari sisi anoda adalah positif maka tegangan akan dialirkan menuju ke katoda. Ini berarti diode bersifat konduktor untuk tegangan positif yang datang dari anoda. Jika tegangan yang datang dari sisi anoda adalah negatif maka tenganan akan diabaikan atau diblok atau tidak dialirkan menuju ke sisi katoda. Ini berarti diode bersifat isolator untuk tegangan negatif yang datang dari sisi anoda.

Gambar 10. Arah Aliran Tegangan dari Katoda

Jika tegangan yang datang dari sisi katoda adalah negatif maka tegangan akan dialirkan menuju ke anoda. Ini berarti diode bersifat konduktor untuk tegangan negatif yang datang dari katoda. Jika tegangan yang datang dari sisi katoda adalah positif maka tenganan akan diabaikan atau diblok atau tidak dialirkan menuju ke sisi anoda. Ini berarti diode bersifat isolator untuk tegangan positif yang datang dari sisi katoda.

Perhatikan gambar gelombang sinus yang melewati diode dibawah ini:

Gambar 11. Diode Memotong Tegangan Negatif

Gambar diatas menujukan bahwa, arus AC yang mengalir melalui anoda kemudian akan bertemu dengan material P yang sensitif hanya pada tegangan positif sehingga material P akan meloloskan atau mengalirkan tegangan positif menuju kekatoda, namun material P akan mengabaikan/memblok semua tegangan negatif, sehingga tegangan negatif tidak akan dialirkan menuju ke katoda. (Perhatikan Gambar 9)

Gambar 12. Diode Memotong Tegangan Positif

Gambar diatas menujukan bahwa, arus AC yang mengalir melalui katoda kemudian akan bertemu dengan material N yang sensitif hanya pada tegangan negatif sehingga material N akan meloloskan atau mengalirkan tegangan negatif menuju keanoda, namun material N akan mengabaikan/memblok semua tegangan positif, sehingga tegangan positif tidak akan dialirkan menuju ke anoda. (Perhatikan Gambar 10) Dari gambar-gambar diatas jelas bahwa diode berfungsi sebagai penyarah arus AC menjadi arus DC, juga sebagai katup satu arah yang hanya mengalirkan satu jenis tegangan saja untuk melindungi arus balik dari baterai menuju ke lilitan pembangkit.


Desain Rectifier

Ada dua desain rangkaian rectifier yang biasa digunakan pada lilitan pembangkit, yaitu:

1. Half Wave Diode Rectifier (Penyearah Setengah Gelombang)

Desain rectifier ini biasanya digunakan untuk menyearahkan arus dengan desain lilitan pembangkit satu fase (single phase). Perhatikan gambar dibawah ini:

Gambar 13. Half Wave Rectifier

Satu ujung lilitan pembangkit tegangan (A) mengalir tegangan yang melewati diode, maka tegangan negatif akan diblok atau tidak dialirkan sehingga tersisa gelombang sinus positif yang mengalir menuju ke baterai. Namun pada satu ujung lilitan pembangkit yang lainnya tidak menggunakan rectifier. Desain seperti ini biasanya digunakan untuk penyearah arus kecil. Kelemahan menggunakan desain half-wave atau setengah gelombang adalah hasil arus yang keluar tidak rata sepenuhnya, satu ujung lilitan lainnya masih mengandung gelombang sinus.

Keuntungan Desain Half-Wave

Keuntungan menggunakan desain half-wave yaitu:

  • Biaya lebih murah karena hanya 1 diode yang digunakan.
  • Terkadang denyutan setengah gelombang diperlukan untuk merontokan sulfasi (kerak reaksi kimia) pada lempengan anoda katoda baterai.
  • Pemeriksaan diode lebih mudah karena hanya terdiri dari 1 diode.

Kerugian Desain Half-Wave

Kerugian menggunakan desain half-wave yaitu:

  • Proses pengisian baterai lebih lambat;
  • Diperlukan putaran inti medan magnet relatif tinggi untuk menghasilkan arus tertentu yang memadai sesuai kebutuhan baterai. Hal ini karena jeda antar gelombang sinus positif tidak rapat.

2. Full Wave Diode Rectifier (Penyearah Gelombang Penuh)

Desain rangkaian rectifier ini biasanya digunakan untuk menyearahkan desain lilitan pembangkit tiga fase (three phase). Perhatikan gambar dibawah ini:

Gambar 14. Full Wave Rectifier

Setiap ujuang lilitan pembangkit (A dan B) dilayani oleh dua buah diode. Satu diode berfungsi sebagai diode positif yang menghasilkan tegangan positif. Dan satu diode berfungsi sebagai diode negatif yang menghasilkan tegangan negatif. Penyearah gelombang penuh minimal memiliki 4 buah diode untuk menyearahkan tegangan dengan desain lilitan pembangkit single phase. Jika menggunakan desain lilitan pembangkit tiga fase berarti dibutuhkan 6 buah diode rectifier.

Keuntungan Desain Full-Wave

Keuntungan menggunakan desain fullwave yaitu:

  • Tegangan dan arus yang dihasilkan lebih konstan karena tidak memiliki jeda antara puncak (peak) gelombang. Ketika salah satu ujung (A) telah melewati tahap puncak, maka ujung lilitan lain (B) akan menyusul dan menutupi kekosongan tegangan. Sehingga proses pengisian baterai lebih cepat daripada desain diode rectifier half wave.
  • Pengisian tetap terjadi walaupun salah satu diode mengalami masalah/rusak.

Kerugian Desain Full-Wave

Kerugian menggunakan desain full-wave yaitu:

  • Biaya lebih mahal karena diode yang digunakan lebih banyak.
  • Desain lebih boros tempat karena ukuran lebih besar.
  • Rumit dalam pemeriksaan diode ketika terjadi permasalahan atau kerusakan pada diode.

Daftar Pustaka


Pembaharuan Terakhir: 6 November 2020 18:13:14