Prinsip ATM Dalam Pembelajaran¶
Proses Belajar Mengajar di kelas harusnya menjadi sarana yang paling tepat untuk mentransfer ilmu bahkan menjadi ibadah dengan pahala yang tak akan terputus. Namun kenyataan dilapangan para guru dan para siswa seperti terjebak pada rutinitas yang membuat proses transfer ilmu tidak bisa maksimal. Siswa merasa jenuh dengan proses belajar mengajar yang dihadapinya yang seakan tidak memberikan sesuatu yang menantang bagi mereka. Pun demikian dengan para guru, seakan mereka hanya sekedar menjalankan kewajibannya sebagai guru tanpa ada semangat sedikitpun untuk bisa melakukan inovasi pendidikan ke arah lebih baik. Prinsip ATM (Amati Tiru Modifikasi) merupakan salah satu teknik pembelajaran yang cukup menantang sekarang ini terutama pada dunia teknologi yang terus berkembang sangat pesat. Selangkah demi selangkah kita menjadi tertinggal sangat jauh bahkan menjadi hal yang tak mungkin untuk mengejar perkembangan teknologi tersebut. Lalu apa prinsip Amati Tiru Modifikasi dalam pembelajaran itu.
Paradigma Dunia Pendidikan¶
Paradigma baru dunia pendidikan Indonesia telah menggeser peran guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Semula guru merupakan sumber segala informasi, seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang guru berperan sebagai fasilitator, tutor dan sekaligus pembelajar. Sedangkan siswa bukan lagi pengingat fakta dan prinsip tetapi berperan sebagai periset, problem-solver, dan pembuat strategi. Sebuah studi menunjukan bahwa setelah 1982 ketika seorang anak mencapai umur 21 tahun mereka banyak sekali membuang-buang waktu untuk melakukan hal-hal yang tidak penting diantaranya; 10.000 jam bermain game, 20.000 jam menonton televisi, mengirim 200.000 email, dan 10.000 jam menggunakan telepon genggam, tetapi justru hanya meluangkan waktu kurang dari 5.000 jam untuk membaca (Oblinger D, Educating the Next Generation – Educause Denver 2004. October 2004).
Prinsip ATM (Amati, Tiru, Modifikasi) dalam pembelajaran diharapkan mampu menggali potensi dari setiap unsur yang telibat dalam proses pendidikan secara maksimal agar mampu berkembang lebih maju dan mampu mengurangi perilaku negatif yang dapat membuang waktu. Prinsip ATM dalam pembelajaran tidak hanya berlaku untuk siswa tetapi untuk semua unsur yang terlibat dalam pendidikan terutama guru sebagai ujung tombak proses belajar mengajar.
(A) Amati¶
Guru dan siswa haruslah memiliki prinsip "amati" terhadap segala hal yang berhubungan dengan disiplin ilmu yang sedang dipelajarinya. Hal ini untuk memupuk rasa keingintahuan terhadap sesuatu yang berhubungan dengan disiplin ilmu yang dimiliki dan dipelajarinya. Apalagi guru yang memiliki peran penting untuk membantu anak didiknya agar memiliki kemampuan pengamatan terhadap sesuatu yang berhubungan dengan suatu materi pembelajaran. Pengamatan akan menimbulkan rasa keingintahuan terhadap sesuatu, hal ini akan meningkatkan minat belajar dan kemampuan untuk menemukan metode belajar yang terbaik. Rasa ingin tahu akan meningkatkan kualitas belajar seseorang dan meningkatkan kwantitas waktu belajarnya sehingga proses pembelajaran dengan sendirinya akan terjadi di dalam dan di luar kelas, di sekolah dan di lingkungannya, bahkan saat bermainpun akan digunakan sebagai salah satu cara untuk belajar.
(T) Tiru¶
Prinsip tiru adalah lanjutan dari prinsip amati yang lahir dari dalam diri sendiri ketika dirasa sudah memahami sesuatu dari hasil pengamatan yang dilakukan. Meniru merupakan tindakan yang kemudian dilakukan ketika seseorang telah merasa mampu secara teori maupun praktek terhadap sesuatu. Kebanggaan akan muncul ketika seseorang mampu meniru sesuatu hal yang mirip dengan aslinya, rasa bangga ini akan meningkatkan keingintahuan secara menyeluruh untuk menemukan berbagai kelemahan yang ada pada sesuatu yang telah ditirunya. Sehingga proses belajar mengajar akan terbentuk sebagai suatu kegiatan yang menyenangkan karena keinginan meniru akan menciptakan suasana yang kondusif dan aktif bagi mereka yang terlibat dalam proses pembelajaran baik guru maupun siswa.
(M) Modifikasi¶
Setelah melakukan pengamatan dan peniruan maka prinsip selanjutnya adalah prinsip modifikasi. Hal ini penting sebagai langkah lanjutan dalam pembelajaran, karena sebagian orang terjebak sampai pada prinsip "tiru" sehingga akan melahirkan para "pembajak". Meniru sesuatu sesuai dengan aslinya merupakan tindakan tidak terpuji jika hal tersebut kemudian dilakukan untuk menghasilkan suatu keuntungan bagi pribadi yang meniru. Maka hindari pembelajaran terhenti sampai dengan prinsip "tiru" agar generasi kita tidak menjadi generasi pembajak. Ketika seseorang telah mampu meniru sesuatu sesuai dengan aslinya maka selanjutnya harus mampu menemukan dan memperbaiki berbagai kelemahan yang ditemukan dari sesuatu yang ditirunya dan kemudian menciptakan sesuatu yang baru sebagai hasil modifikasi (perbaikan) dengan hasil yang lebih baik (sempurna) daripada aslinya.
Galileo Galilei
Anda tidak dapat mengajari orang apapun juga; anda hanya dapat membantu dirinya untuk menemukannya sendiri.
Maka dari itu prinsip ATM janganlah berlaku sepihak hanya untuk siswa tetapi semua elemen yang terlibat dalam proses pembelajaran. Integrasi prinsip ATM pada pembelajaran akan mampu menciptakan proses belajar mengajar yang menyenangkan, dinamis, aktif dan kreatif bagi mereka yang terlibat, baik didalam maupun diluar sekolah sehingga proses transfer ilmu akan berjalan dengan waktu yang relatif singkat.